Minggu, 26 April 2009

Kumpulan Bintang Berupa Tanda Tanya

Dengan bentuknya yang unik, berkilauan, serta terdiri dari berbagai warna, kumpulan bintang ini bergerak spiral ke bagian bawahnya yang tampak bagaikan sebuah titik. Gambar yang menawan ini diambil lebih dari 100.000 tahun cahaya oleh teleskop ruang angkasa Hubble.

Teleskop ini menunjukkan sekelompok kumpulan bintang yang beriteraksi satu dengan lain. Gambar tersebut dikeluarkan untuk memperingati 19 tahun peluncuran Hubble.

Pancuran kosmik bintang, gas, serta debu tersebut disebut oleh Badan Antariksa AS (NASA) sistem Arp 194. Cahaya oranye pada bagian atas diyakini sebagai hamparan galaksi yang berada pada proses menyatu dalam satu himpunan kelompok bintang.

Pada bagian bawah kumpulan bintang, terdapat daerah dengan warna biru cerah yang merupakan arus klaster bintang 'super'. Klaster ini disebut NASA sebagai pancuran kumpulan bintang muda. Gambar berupa 'titik' di bagian paling bawah dari wujud kumpulan bintang yang menyerupai tanda tanya itu merupakan galaksi spiral tunggal.

Sejak diluncurkan pada 25 April 1990, Hubble telah melakukan lebih dari 880.000 observasi dan mendokumentasikan 570.000 gambar lebih dari 29.000 obyek ruang angkasa. Posisi Hubble di luar atmosfer bumi memungkinkannya mengabadikan gambar hampir tanpa ada gangguan pencahayaan.

Bulan depan, pesawat ulang-alik ruang angkasa Atlantis yang mengangkut perlengkapan mekanik diluncurkan untuk mengadakan perawatan Hubble yang masih dioperasikan hingga 5 tahun mendatang. Pengganti Hubble, James Webb, baru diluncurkan pada 2013.

Rabu, 22 April 2009

How the First Earth Day Came About

What was the purpose of Earth Day? How did it start? These are the questions I am most frequently asked.

Actually, the idea for Earth Day evolved over a period of seven years starting in 1962. For several years, it had been troubling me that the state of our environment was simply a non-issue in the politics of the country. Finally, in November 1962, an idea occurred to me that was, I thought, a virtual cinch to put the environment into the political "limelight" once and for all. The idea was to persuade President Kennedy to give visibility to this issue by going on a national conservation tour. I flew to Washington to discuss the proposal with Attorney General Robert Kennedy, who liked the idea. So did the President. The President began his five-day, eleven-state conservation tour in September 1963. For many reasons the tour did not succeed in putting the issue onto the national political agenda. However, it was the germ of the idea that ultimately flowered into Earth Day.

I continued to speak on environmental issues to a variety of audiences in some twenty-five states. All across the country, evidence of environmental degradation was appearing everywhere, and everyone noticed except the political establishment. The environmental issue simply was not to be found on the nation's political agenda. The people were concerned, but the politicians were not.

After President Kennedy's tour, I still hoped for some idea that would thrust the environment into the political mainstream. Six years would pass before the idea that became Earth Day occurred to me while on a conservation speaking tour out West in the summer of 1969. At the time, anti-Vietnam War demonstrations, called "teach-ins," had spread to college campuses all across the nation. Suddenly, the idea occurred to me - why not organize a huge grassroots protest over what was happening to our environment?

I was satisfied that if we could tap into the environmental concerns of the general public and infuse the student anti-war energy into the environmental cause, we could generate a demonstration that would force this issue onto the political agenda. It was a big gamble, but worth a try.

At a conference in Seattle in September 1969, I announced that in the spring of 1970 there would be a nationwide grassroots demonstration on behalf of the environment and invited everyone to participate. The wire services carried the story from coast to coast. The response was electric. It took off like gangbusters. Telegrams, letters, and telephone inquiries poured in from all across the country. The American people finally had a forum to express its concern about what was happening to the land, rivers, lakes, and air - and they did so with spectacular exuberance. For the next four months, two members of my Senate staff, Linda Billings and John Heritage, managed Earth Day affairs out of my Senate office.

Five months before Earth Day, on Sunday, November 30, 1969, The New York Times carried a lengthy article by Gladwin Hill reporting on the astonishing proliferation of environmental events:

"Rising concern about the environmental crisis is sweeping the nation's campuses with an intensity that may be on its way to eclipsing student discontent over the war in Vietnam...a national day of observance of environmental problems...is being planned for next spring...when a nationwide environmental 'teach-in'...coordinated from the office of Senator Gaylord Nelson is planned...."

It was obvious that we were headed for a spectacular success on Earth Day. It was also obvious that grassroots activities had ballooned beyond the capacity of my U.S. Senate office staff to keep up with the telephone calls, paper work, inquiries, etc. In mid-January, three months before Earth Day, John Gardner, Founder of Common Cause, provided temporary space for a Washington, D.C. headquarters. I staffed the office with college students and selected Denis Hayes as coordinator of activities.

Earth Day worked because of the spontaneous response at the grassroots level. We had neither the time nor resources to organize 20 million demonstrators and the thousands of schools and local communities that participated. That was the remarkable thing about Earth Day. It organized itself.

Minggu, 19 April 2009

cuaca ekstrim di australia yang mempengaruhi indonesia

Australia merupakan benua paling kering di dunia. Australia mengenal adanya empat musim. Namun, siklus cuaca di Australia tidak stabil. Letak Benua Australia tidak terlalu ke utara sehingga tidak terlalu dipengaruhi oleh cuaca lembab tropis. Namun, benua tersebut tidak terlalu ke selatan sehingga tidak memperoleh banyak hujan dari awan yang berasal dari samudera sebelah selatan. Hal itu merupakan salah satu faktor yang menyebabkan terjadinya variasi cuaca di Australia walaupun sudah masuk ke periode musim tertentu. Misalnya sudah masuk bulan Juni/Juli/Agustus, itu sudah periode musim dingin di Australia, tapi udaranya tidak terlalu dingin, berkisar antara 8-20 degree C. Matahari bersinar cukup terik di siang hari. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi iklim Australia, yaitu : garis lintang; arus samudera; jarak dengan pantai; keadaan suhu dan angin; bentang alam.

Ditinjau dari posisi garis lintang, lebih dari sepertiga benua Australia terletak di kawasan tropis dan dua pertiga sisanya terletak di kawasan subtropis dan kawasan beriklim sedang. Adapun kondisi iklim di Australia terbagi berdasarkan posisi garis lintang, yakni : kawasan tropis (11°LS - 23° 30'LS); kawasan subtropis (23° 30' - 35oLS); kawasan beriklim sedang (35°- 44°LS). Pada kawasan beriklim tropis, suhunya tinggi dan semakin keselatan semakin berkurang tekanan udaranya. Maka kalau kita berjalan-jalan di Australia, kita akan dapat merasakan fluktuasi cuaca, bisa panas sekali namun juga bisa cukup sejuk.

Faktor yang kedua yaitu bentang samudera di Australia. Australia dikelilingi oleh samudera-samudera. Keberadaan samudera dapat menyebabkan perbedaan suhu yang ekstrem antar wilayah pantai dan daratan. Samudera menyebabkan suhu di daerah pantai menjadi sedang sehingga tidak ada perbedaan yang besar atara suhu minimum dan maksimum, namun apabila masuk ke daratan, suhunya menjadi ekstrem dan ada perbedaan yang besar antara suhu maksimum dan minimum.

Selain itu, samudera-samudera di Australia memiliki beberapa arus penting, yaitu,
a. Arus hangat yang terdiri dari :1)Arus Australia Timur. Mengalir di sepanjang pantai timur, 2) Arus Leuwin. Mengalir di sepanjang pantai barat, 3) Arus Khatulistiwa Selatan. Mengalir di sepanjang pantai-pantai utara Australia. Arus-arus hangat ini menyebabkan udara di Australia menjadi panas.
b. Arus dingin yang disebut dengan Apung Angin Barat. Mengalir dari barat ke timur, tepat di sebelah selatan Australia dan membawa hawa dingin ke Tasmania.
Jarak dari pantai mempengaruhi suhu dan curah hujan di Australia. Daerah-daerah yang paling lembab di Australia adalah daerah yang paling dekat dengan laut. Lebih jauh ke darat, daerahnya menjadi lebih kering dan daerah bagian tengah di Australia adalah gurun pasir. Sebagian besar daerah di Australia jauh dari pantai. Jadi, pada garis lintang berbeda, terdapat daerah-daerah yang basah, daerah yang agak gersang dan daerah yang kering. Di Australia, kawasan-kawasan tropis, subtropis dan kawasan beriklim sedang mempunyai daerah yang lembab, daerah agak gersang dan daerah kering.

Iklim di Australia dipengaruhi oleh keadaan angin, atau oleh massa udara, yang berhembu. Pada musim panas, iklim di Australia lebih dipengaruhi oleh udara tropis yang hangat. Pada musim dingin, iklimnya lebih dipengaruhi oleh udara kutub yang dingin. Massa udara dan angin yang berasal dari bagian tengah benua Australia bersifat kering dan panas pada musim panas serta kering dan dingin pada musim dingin.

Periode gerakan angin atau massa udara ini yang kemudian membagi Australia dalam beberapa periode musim :
a.Bulan Januari merupakan pertengahan musim panas di Australia.Selama musim panas ini, ada sistem tekanan rendah yang bergerak di atas Australia bagian utara yang berasal dari Samudera India dan Samudera Pasifik. Manakala sistem tekanan rendah ini melintasi lautan yang hangat, sistem tekanan tersebut menjadi lembab sehingga meniupkan udara tropis yang panas ke arah benua. Hal ini menyebabkan terbentuknya awan dan hujan. Kejadian ini membawa hujan ke daerah-daerah tropis dan subtropis di Australia bagian utara di musim panas.
b.Bulan Juli adalah pertengahan musim dingin di Australia. Matahari tidak langsung berada di atas sehingga udara lebih sejuk. Udara kutub yang dingin bertiup ke arah Australia bagian selatan dari Samudera Selatan yang dingin. Udara tersebut bertiup dalam bentuk kumpulan sel-sel tekanan tinggi. Sel-sel ini bergerak melintasi benua dari arah barat ke timur. Sel tekanan tinggi membawa cuaca yang tak berawan ke daerah-daerah yang luas di Australia selama musim dingin. Sel-sel tekanan rendah juga bertiup dari barat pada kira-kira 40°LS selama musim dingin. Sel-sel ini membawa hujan. Jadi, hal ini menyebabkan banyaknya curah hujan di Australia selatan selama musim dingin.

Tinggi rendah kondisi tekanan udara ini kemudian mempengaruhi terbentuknya wilayah konvergensi. Konvergensi tersebut terjadi akibat pertemuan antara massa udara bertekanan rendah dari pusaran angin di barat Australia dan massa udara dengan tekanan tinggi yang mengalir dari arah Asia. Hal itu mengakibatkan terjadi pertumbuhan awan di wilayah Indonesia. Kemudian kita kenal juga adnya fenomena El-Nino yang juga disebabkan oleh tinggi-rendahnya tekanan udara, yaitu dimana terjadi udara lembab yang terpusat di Samudera Pasifik tengah dan meluas ke timur ke arah Amerika Selatan. Hal ini menyebabkan turunnya hujan di Samudera Pasifik, dan hujan di Australia serta di Indonesia menjadi berkurang dari biasanya. Akibatnya timbul kekeringan di Australia dan di beberapa daerah di Indonesia.

Faktor-faktor yang ada di Australia tersebut yang menyebabkan timbulnya kondisi cuaca yang fluktuatif dan bisa terasa sangat ekstrem.

Selasa, 14 April 2009

fenomena cuaca el-nino

El-Nino, menurut sejarahnya adalah sebuah fenomena yang teramati oleh para penduduk atau nelayan Peru dan Ekuador yang tinggal di pantai sekitar Samudera Pasifik bagian timur menjelang hari natal (Desember). Fenomena yang teramati adalah meningkatnya suhu permukaan laut yang biasanya dingin. Fenomena ini mengakibatkan perairan yang tadinya subur dan kaya akan ikan (akibat adanya upwelling atau arus naik permukaan yang membawa banyak nutrien dari dasar) menjadi sebaliknya. Pemberian nama El-Nino pada fenomena ini disebabkan oleh karena kejadian ini seringkali terjadi pada bulan Desember. El-Nino (bahasa Spanyol) sendiri dapat diartikan sebagai “anak lelaki”.

Di kemudian hari para ahli juga menemukan bahwa selain fenomena menghangatnya suhu permukaan laut, terjadi pula fenomena sebaliknya yaitu mendinginnya suhu permukaan laut akibat menguatnya upwelling. Kebalikan dari fenomena ini selanjutnya diberi nama La-Nina (juga bahasa Spanyol) yang berarti “anak perempuan”. Fenomena ini memiliki periode 2-7 tahun..

El-Nino akan terjadi apabila perairan yang lebih panas di Pasifik tengah dan timur meningkatkan suhu dan kelembaban pada atmosfer yang berada di atasnya. Kejadian ini mendorong terjadinya pembentukan awan yang akan meningkatkan curah hujan di sekitar kawasan tersebut. Bagian barat Samudra Pasifik tekanan udara meningkat sehingga menyebabkan terhambatnya pertumbuhan awan di atas lautan bagian timur Indonesia, sehingga di beberapa wilayah Indonesia terjadi penurunan curah hujan yang jauh dari normal.

Suhu permukaan laut di Pasifik tengah dan timur menjadi lebih tinggi dari biasa pada waktu-waktu tertentu, walaupun tidak selalu. Keadaan inilah yang menyebabkan terjadinya fenomena La-Nina . Tekanan udara di kawasan equator Pasifik barat menurun, lebih ke barat dari keadaan normal, menyebabkan pembentukkan awan yang lebih dan hujan lebat di daerah sekitarnya

Kejadian El-Nino tidak terjadi secara tunggal tetapi berlangsung secara berurutan pasca atau pra La-Nina. Hasil kajian dari tahun 1900 sampai tahun 1998 menunjukan bahwa El-Nino telah terjadi sebanyak 23 kali (rata-rata 4 tahun sekali). La-Nina hanya 15 kali (rata-rata 6 tahun sekali). Dari 15 kali kejadian La-Nina, sekitar 12 kali (80%) terjadi berurutan dengan tahun El-Nino. La-Nina mengikuti El-Nino hanya terjadi 4 kali dari 15 kali kejadian sedangkan yang mendahului El-Nino 8 kali dari 15 kali kejadian. Secara umum, hal ini menunjukkan bahwa peluang terjadinya La-Nina setelah El-Nino tidak begitu besar. Kejadian El-Nino 1982/83 yang dikategorikan sebagai tahun kejadian El-Nino yang kuat tidak diikuti oleh La-Nina

apa dan bagaimana tornado

Isu tentang pemanasan global lagi naik daun saat-saat sekarang ini. Sejumlah fakta membuktikan bahwa bumi kita sekarang ini memang telah mengalami peningkatan suhu, perubahan iklim gobal, dibandingkan dengan periode sebelumnya. Hal inilah juga yang mungkin menyebabkan terjadinya kondisi cuaca yang makin buruk pada hampir seluruh negara yang salah satu dampaknya adalah makin meningkatnya intensitas kejadian angin tornado dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Harta benda dan jiwa banyak yang melayang akibat ulah tornado ini. Walaupun demikian kita jangan langsung menjustifikasi bahwa kita semua tidak turut bertanggung jawab terhadap kondisi sekarang ini. Justru kitalah yang paling besar mengemban tanggung jawab agar bumi kita ini dapat terpelihara dengan baik. Sebab perubahan iklim yang cukup kritis sekarang ini tidak lain juga merupakan ulah tangan-tangan jahil manusia yang seenaknya saja mengeksploitasi kekayaan bumi tanpa memperdulikan dampak kerusakan yang ditimbulkannya. Seperti halnya pepatah, yang saya yakin sudah akrab di telinga kita semua, menyatakan “Sedia payung sebelum hujan” maka seyogyanya kita, terlebih bagi orang awam, mengenal lebih jauh seluk beluk tornado agar nantinya dapat dilakukan tindakan antisipasi yang lebih matang sehingga setidaknya dapat mengurangi jumlah kerugian, baik dari segi materi dan terlebih lagi nyawa manusia. Lantas apa dan bagaimanakah tornado itu?

Tornado berasal dari Tronada (Spanyol), Tonare (Latin) dan kerap dikenal dengan istilah Twister dan Willy-willy. Di Indonesia Raja Angin ini disebut dengan Angin Putting Beliung atau Angin Leysus. Dari definisinya tornado dapat diartikan sebagai putaran yang kencang dari suatu kolom udara yang terbentuk dari awan cumuliform yang telah menyentuh tanah, biasanya tampak sebagai corong awan (funnel cloud) dan kerap disertai dengan badai angin dan hujan, petir atau batu es. Sebagian besar tornado disebabkan oleh badai guntur yang berputar dengan sirkulasi yang teratur yang disebut dengan mesosiklon. Pembentukan tornado umumnya dapat dilihat pada hal- hal yang terjadi pada skala badai, di dalam dan sekitar mesosiklon. Perbedaan temperatur pada bagian tepi massa udara turun yang berada di sekitar mesosiklon (downdraft oklusi) erat kaitannya dengan pertumbuhan tornado. Sebagian besar tornado dapat memiliki kecepatan lebih dari 480 km/jam, rata-rata 175 km/jam atau lebih (di sekitar pusat dapat mencapai 100-200 meter/jam), dengan ketinggian ± 75 m, diameter umumnya berkisar antara puluhan hingga ratusan meter. Umumnya terjadi pada siang hingga sore hari. Di Amerika Serikat tornado terjadi antara pukul 15 – 21 LT. Pada belahan bumi utara sebagian besar tornado berpusar berlawanan dengan jarum jam, sebaliknya di belahan bumi selatan berpusar searah jarum jam. Waktu berlangsungnya Tornado biasanya hanya beberapa menit (kurang dari 10 menit), paling lama juga tidak lebih dari beberapa jam.

Tornado dapat terjadi dimana saja diseluruh tempat di dunia, namun pada daerah-daerah lintang tinggi terjadinya biasanya pada musim semi atau musim panas. Amerika Serikat memiliki intensitas kejadian angin tornado yang lebih tinggi dibandingkan area lainnya, khususnya di Amerika Barat-Tengah. Di Indonesia, tornado lebih banyak terjadi di sekitar Sumatera dan Jawa. Tornado dapat diklasifikasikan berdasarkan jenis dan skala kerusakannya. Berdasarkan jenisnya, tornado dibedakan atas :
Weak Tornado
Dikategorikan demikian karena waktu berlangsungnya sangat singkat antara 1 hingga 10 menit atau lebih, sebagian besar memiliki ukuran kecil dengan daya perusak yang kecil - umumnya berskala F0 – F1 - serta kecepatan angin kurang dari 112 mph. Persentase jumlah kematian yang diakibatkan tornado lemah kurang dari 5% dari keseluruhan kematian yang disebabkan tornado. Jenis ini paling banyak di antara jenis lainnya, mencakup 88% dari total keseluruhan kejadian tornado.
Strong Tornado
Berlangsung selama 20 menit atau bahkan lebih, umumnya berukuran kurang lebih 10 m dengan daya perusak kuat - berskala F2 – F3 - serta kecepatan angin antara 113 - 206 mph. Kematian yang diakibatkan tornado ini mencakup hingga 30%. Tornado kuat mencakup 11% dari jumlah keseluruhan kejadian tornado.
Violent Tornado
Tornado ini dapat berlangsung cukup lama melebihi 1 jam dan dapat melintasi bermil-mil sebelum menghilang dengan daya perusak yang sangat kuat - F4 – F5 - serta kecepatan angin lebih dari 205 mph. Jenis ini paling banyak merenggut korban jiwa mencapai 70% kematian dari keseluruhan. Sangat jarang terjadi sehingga hanya mencakup 1% dari jumlah keseluruhan kejadian tornado.

Dr. T. Theodore Fujita mengembangkan suatu metode untuk mengklasifikasikan tingkat kerusakan yang dihasilkan oleh tornado. Metode ini dikenal dengan nama Skala Fujita dengan deskripsi sebagai berikut :
Skala F0
Kecepatan (Mph) : < style="font-weight: bold;">Skala F1
Kecepatan (Mph) : 73 - 112 Tingkat kerusakan : Sedang, atap rumah berhamburan; rumah semi-permanen bergeser bahkan roboh; pohon besar tumbang; kaca yang tidak kuat pecah; seng dan asbes beterbangan.
Skala F2 Kecepatan (Mph) : 113 – 157 Tingkat kerusakan : Signifikan, atap rumah dari kayu dan tanah liat terbang; rumah semi-permanen roboh; mobil terbalik; pohon besar tercabut; misil ringan terpicu; mobil terangkat dari permukaan tanah.
Skala F3
Kecepatan (Mph) : 158 – 206 Tingkat kerusakan : Berat, atap beterbangan dan dinding rumah permanen rusak parah bahkan roboh; kereta api terbalik; sebagian besar pohon di hutan tercabut; mobil besar terlempar dari permukaan tanah.
Skala F4
Kecepatan (Mph) : 207 – 260 Tingkat kerusakan : Hebat, rumah permanen porak poranda; bangunan dengan pondasi semi-permanen tersapu; misil besar terpicu; mobil dan benda berat lainnya terlempar beterbangan; semua pohon beterbangan.
Skala F5
Kecepatan (Mph) : 261 – 318 Tingkat kerusakan : Sangat hebat, rumah dengan kerangka yang baik pondasinya tersapu; Misil berukuran besar beterbangan di udara hingga 100 meter; fenomena luar biasa lain akan muncul.

Sumber :
• id.wikipedia.org
• www.spc.noaa.gov
• www.jogja.go.id

angin tak boleh diremehkan

1.Tornado
Angin Tornado adalah suatu angin pusaran kuat skala menengah dari kumpulan arus kuat awan gelap yang merentang ke permukaan bumi. Saat muncul angin Tornado, kerap disertai dengan satu atau beberapa pilar awan berbentuk corong seperti “belalai gajah” dari dasar awan dan menjulur ke bawah, dengan disertai badai angin dan hujan, petir atau rambun (batu es).

Jika Tornado melewati permukaan air, ia dapat menarik air ke atas, dan membentuk tiang air, berdekatan dengan awan. Jika melewati daratan, kerap akan merobohkan rumah, menumbangkan tiang listrik, bahkan menarik manusia, ternak atau benda-benda lain ke dalam pusarannya dan dibawa ketempat lain.



F-5 TORNADO - OKLAHOMA - 1999


Angin Tornado kerap terjadi pada saat hujan disertai petir di musim panas, dan sebagian besar muncul pada sore hari hingga menjelang malam, skala terjangannya kecil, diameter Tornado umumnya berkisar antara puluhan hingga ratusan meter. Waktu berlangsungnya Tornado biasanya hanya beberapa menit, paling lama juga tidak lebih dari beberapa jam. Terjangan anginnya sangat kuat, kecepatan angin di sekitar pusat dapat mencapai 100-200 meter/jam. Daya perusaknya sangat kuat, tempat yang dilalui angin Tornado, kerap akan membuat pohon-pohon yang dilaluinya tercabut dari akarnya, menjungkir balikan mobil, menghancurkan bangunan dan sebagainya, terkadang menarik pergi manusia.

Secara umum, angin Tornado merupakan suatu Siklon (pusaran angin). Saat ia mengadakan kontak dengan permukaan bumi, diameternya berlainan dari beberapa meter hingga 1 km, namun rata-rata berkisar ratusan meter. Jangkauan dampak yang diakibatkannya, dari beberapa meter hingga puluhan kilometer bahkan ratusan kilometer, tempat yang dilaluinya akan menyapu segala macam benda. Di atas samudera, terutama di daerah tropis, jika muncul pemandangan serupa disebut Tornado laut.

Sebagian besar Tornado di belahan bumi utara berpusar berlawanan dengan jarum jam, sebaliknya di belahan bumi selatan berpusar searah jarum jam. Mekanisme yang persis terjadinya Tornado saat ini masih dalam penelitian, umumnya mengganggap berhubungan dengan aktivitas atmosfer.

Sejak dari abad ke 19, ketepatan ramalan cuaca meningkat drastis, radar cuaca dapat memprediksi angin Tornado, Thypoon (Taufan) dan berbagai badai perusak lainnya.

Meski angin Tornado merupakan angin dengan kecepatan angin tertinggi dan perusak terkuat, namun karena jangkauan perusaknya terbatas, maka hanya digolongkan dalam urutan terakhir.

2. Thypoon (Taufan)
Sistem siklon (pusaran angin) daerah tropis yang agak kuat yang terjadi di perairan laut selatan dan Samudera Pasifik barat, disebut Thypoon. Pada 1989 silam, World Meteorological Organization (WMO) menetapkan, bahwa menurut ukuran rata-rata kekuatan angin terkuat di sekitar pusat pusaran angin daerah tropis, pusaran angin daerah tropis dibagi 4 kategori yaitu tekanan rendah tropis, badai angin tropis, badai angin tropis kuat dan Taufan. Pusaran angin tropis dengan kekuatan angin di bawah 8 tingkat disebut tekanan rendah tropis, 8-9 tingkat disebut badai angin tropis, 10-11 tingkat disebut badai angin tropis kuat, 12 atau di atas 12 tingkat disebut Taufan. Pusaran angin tropis dengan kekuatan angin 12 tingkat atau di atas 12 tingkat di sekitar pusat Australia, samudera pasifik timur, samudera atlantik disebut Thypoon.

Ditinjau dari kejadian rata-rata bertahun-tahun, Thypoon di belahan bumi utara sebagian besar terjadi pada Juli-Oktober, terutama awal Agustus, September paling sering terjadi Thypoon. Namun tahun yang tidak sama bisa berselisih cukup besar.

Meski daya perusak Thypoon tidak sehebat Tornado, namun karena dampaknya luas, maka ia digolongkan dalam urutan ke-4.

3. Gempa Bumi
Gempa bumi, yaitu getaran cepat litosfer. Berdasarkan sebab terjadinya gempa bumi dapat dibagi dua jenis : gempa bumi tektonik dan gempa bumi vulkanik. Gempa bumi tektonik dampaknya paling luas pada manusia. Terjadinya gempa bumi ini karena tegangan bagian dalam bumi, sehingga menyebabkan perubahan struktural bumi. Lapisan batuan dalam kerak bumi, dimana dibawah efek tegangan bumi dalam jangka panjang, akan terjadi kemiringan dan lekukan, saat tegangan bumi yang terakumulasi melampaui batas maksimum yang dapat ditahan lapisan batuan, maka akan terjadi kesalahan letak dan retakan secara tiba-tiba di daerah lapisan batuan yang lemah, sehingga energi yang terakumulasi dalam jangka waktu panjang tiba-tiba dilepaskan, dan menyebar ke 4 penjuru dalam bentuk gelombang gempa, sehingga terjadi getaran di permukaan bumi.

Dua pola penyebaran Gelombang gempa: Gelombang bujur (longitudinal) dan gelombang lintang (tranversal). Kecepatan penyebaran gelombang bujur sangat cepat, kekuatan sebarannya sangat kuat, jadi saat terjadi gempa. Pertama lebih dulu mencapai permukaan bumi, saat demikian, orang-orang yang berada di pusat gempa akan merasa terguncang. Selanjutnya gelombang lintang tiba, kemudian bumi mulai goyang, bila parah, akan mengakibatkan rumah roboh, tanah merekah, jalan raya berubah bentuk (retak).

Besar kecilnya gempa umumnya menggunakan tingkat gempa untuk menentukan skalanya. Semakin besar energi yang dilepaskan gempa, maka skalanya juga semakin tinggi. Setiap bertambah satu tingkat, maka energinya juga akan meningkat kurang lebih 30 kali lipat.

Gempa bumi adalah suatu fenomena alam yang umum. Rata-rata setiap hari di atas bumi ada gempa bumi, dan rata-rata terjadi 5 juta kali setiap tahun, di antaranya gempa bumi yang terasa kurang lebih 50.000 kali, sedang gempa keras di atas 7 pada skala richter rata-rata kurang dari 20 kali.
Gempa bumi desktruktif yang kuat dalam waktu singkat dapat merobohkan rumah, menghancurkan jembatan, waduk dan bangunan, yang secara langsung menimbulkan bencana hebat pada manusia. Bahkan dapat mengakibatkan bencana banjir, kebakaran, Tsunami, zat beracun dan dan bencana sekunder lainnya. Karena itu digolongkan dalam urutan ke-3.

4. Tsunami
Tsunami adalah suatu gelombang laut yang memiliki daya perusak yang kuat. Aktivitas bumi seperti gempa bawah laut, letusan gunung berapi atau tanah longsor dan sebagainya kemungkinan juga akan mengakibatkan Tsunami.

Ketika terjadi gempa, stratum (lapisan) dasar laut mengalami keretakan, sebagian stratum naik atau tenggelam secara tiba-tiba, dan inilah yang mengakibatkan segenap lapisan dari dasar laut hingga ke permukaan mengalami “goncangan” keras. “Goncangan” ini tidak sama dengan gelombang yang biasa kita jumpai. Gelombang laut umumnya hanya naik di sekitar permukaan, tingkat kedalamannya tidak besar. Sedang “goncangan” air laut yang disebabkan gempa adalah fluktuasi segenap sistem air dari permukaan laut ke permukaan, energi yang terkandung didalamnya sangat mengejutkan.

Gelombang dahsyat menjulang tinggi saat Tsunami, ketinggiannya bisa mencapai lebih dari puluhan meter, membentuk “dinding air”. Selain itu, gelombang panjang Tsunami sangat besar, bisa menyebar ribuan km dengan pengikisan energi yang sangat kecil. Karena sebab di atas, jika Tsunami mencapai pesisir pantai, maka “Dinding air” akan menerjang ke daratan, dan menimbulkan ancaman serius terhadap jiwa dan harta benda manusia.

5. Letusan Gunung Berapi
Gunung berapi bukan gunung yang menyemburkan “api”, yang disemburkannya adalah suatu zat kental bersuhu tinggi, dan zat ini disebut magma (lahar). Saat gunung berapi meletus, pemandangan akan tampak sangat menakjubkan. Karena suhunya yang tinggi, dan mendapat tekanan kuat dari kerak bumi, karena itu, jika bertemu dengan daerah yang agak tipis dan bercelah, maka laharnya akan meluncur ke permukaan dengan deras.

Terjadinya gunung berapi adalah di bawah permukaan bumi, daerah yang semakin dalam, maka suhunya juga akan semakin tinggi, di kedalaman sekitar 20 mil, tingginya suhu cukup melumerkan sebagian besar batuan. Saat batuan lumer akan mengembang dan perlu ruang yang lebih luas. Materi yang dilumerkan oleh suhu tinggi ini akan naik menelusuri celah. Saat tekanan lahar lebih besar dari tekanan batuan di permukaannya, akan meletus dan membentuk sebuah gunung berapi.

Ketika gunung berapi meletus, akan diiringi dengan gemuruh yang menggetarkan bumi, batu-batuan beterbangan, dan lahar yang bukan main panasnya menyembur deras dari bawah tanah, menelan segala yang benda di sekelilingnya, dan dalam sekejab mata, sekitar puluhan mil lingkungan tersebut diselimuti dalam sehamparan kabut tebal. Bahkan terkadang, karena letusan gunung berapi, dapat membuat tanah datar dalam sekejab membentuk sebuah gunung besar yang menjulang tinggi, seperti pembentukan gunung Kilimanjaro di dekat khatulistiwa dan gunung ke tuo pa ke xi. Terkadang, bisa juga dalam sekejab menelan segenap desa dan kota kabupaten, seperti kota Longbei misalnya.

Letusan gunung berapi yang keras bukan saja dapat menghancurkan kota kabupaten, bahkan bisa mengubah sebagian besar atau bahkan iklim sedunia. Karena itu, gunung berapi digolongkan dalam urutan pertama dan memang pantas mendapat sebutan penghancur ekstrem.*